Media Malaysia dan Indonesia Sepakat Pererat Hubungan Kerjasama


Peran media membentuk image / citra sebuah negara adalah suatu keniscayaan. Kalangan media Indonesia dan Malaysia mengakui perlu adanya pemahaman yang baik antar media sehingga hubungan people to people contact dua negara, dapat semakin meningkat.

Dalam pertemuan kalangan media kedua negara dengan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Rais Yatim, menekankan perlunya media kedua negara duduk bersama untuk mencari jalan keluar apabila muncul sebuah isu sensitif yang terkait dengan hubungan Indonesia - Malaysia untuk menghindarkan diri dari penulisan berita yang bersifat kontroversial.

Rais Yatim memberikan gambaran bahwa, “Kita harus mencontoh hubungan Amerika Serikat dengan Inggris yang tidak pernah berselisih paham walau banyak perbedaan. Indonesia dan Malaysia yang memiliki banyak persamaan, tidak seharusnya menghadapi masalah dalam mencapai kesepakatan”. Isu-isu yang muncul di antara kedua negara sepatutnya tidak mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia – Malaysia. Perlu dipertimbangkan hubungan Indonesia – Malaysia 20 tahun kedepan, serta asas-asas yang telah mempersatukannya selama ini yaitu kesamaan budaya, bahasa dan perjuangan serantau.

Terkait dengan bahasa, Rais Yatim mengusulkan agar Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu dapat diperkokoh sehingga selain digunakan sebagai bahasa komunikasi juga sebagai bahasa ilmu. Diharapkan kerjasaman yang telah dilakukan pusat bahasa di Indonesia dan Malaysia dapat direvitalisasi dengan menyamakan kata-kata atau istilah-istilah teknis dalam bidang keilmuan, sehingga diperoleh pemahaman yang sama.

Rais Yatim lebih lanjut menyatakan bahwa peranan Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia – Indonesia (ISWMI) penting dalam membentuk hubungan yang erat antara media kedua negara. Dalam kesempatan tersebut, ketua PWI, Tarman Azzam, menyampaikan bahwa akan segera dibentuk organisasi serupa ISWMI di Indonesia, sehingga kerjasama antar media kedua negara dapat lebih terkoordinasi dengan baik.

Pertemuan yang berlangsung tanggal 9 Desember 2009 tersebut - sehari setelah penyelenggaraan “Seminar Ekonomi Malaysia – Indonesia menghadapi Krisis Global: Peluang dan Cabaran dari perspektif Media dan Perniagaan 2009” – sekaligus juga untuk menyerahkan hasil seminar kepada Duta Besar RI, Da’i Bachtiar.

Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar RI mengharapkan bahwa dengan adanya pertemuan antar media kedua negara yang reguler, dapat diperoleh pemahaman yang baik, sehingga informasi yang diangkat oleh media bersifat komprehensif dan tidak sepotong-sepotong sehingga di kemudian hari tidak menimbulkan ketegangan kedua negara hanya karena perbedaan persepsi. Duta Besar RI juga menegaskan kembali rekomendasi yang telah dihasilkan oleh Eminent Persons Group (EPG) Indonesia dan Malaysia yaitu peningkatan people to people contact melalui peningkatan hubungan antar generasi muda kedua negara (dalam bidang olah raga, pramuka) serta antar media kedua negara.



Sumber : KBRI Kuala Lumpur

0 comments:

Post a Comment