RI dan Malaysia Intensifkan Komunikasi

Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mengintensifkan komunikasi guna menghindari salah persepsi dan pengertian. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono usai menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi mengatakan, kedua pihak sepakat untuk meredakan ketegangan di Blok Ambalat, yang beberapa waktu belakangan sempat menghangat.

“Kami berbicara tentang kemungkinan untuk memperbanyak kunjungan informal tokoh pemerintah maupun militer kedua negara, termasuk purnawirawan senior militer, untuk memperkokoh saling pengertian,” katanya.

“Khusus untuk Ambalat, kami sepakat untuk meredakan ketegangan antara lain dengan menetapkan batas patroli oleh angkatan laut dan polisi maritim kedua negara, hingga tidak ada lagi persepsi pelanggaran wilayah oleh masing-masing pihak,” kata Juwono. Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi mengatakan, pihaknya berharap dengan komunikasi yang intensif, segala persoalan termasuk Ambalat dapat diselesaikan dalam waktu dekat. “Semisal pada bulan Juli mendatang, akan ada pertemuan teknis antara kedua negara untuk menyelesaikan persoalan Blok Ambalat,” katanya.

Hamidi sepakat agar selama proses perundingan berlangsung, maka gelar kekuatan yang dilakukan kedua negara harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah disepakati kedua pihak, yakni gelar kekuatan yang terukur dan berada di batas yang telah ditetapkan hingga tidak ada persepsi pelanggaran wilayah oleh masing-masing pihak.

Tentang batas zona yang disepakati dalam patroli bersama di wilayah kedua negara di Blok Ambalat, kedua menteri pertahanan sepakat untuk menyerahkan sepenuhnya kepada komandan setiap angkatan bersenjata dan polisi maritim kedua negara. “Agar tidak salah persepsi, maka perlu ada komunikasi yang intensif antara kedua pihak, mulai dari pejabat negara, pejabat militer, tokoh masyarakat dan purnawirawan senior angkatan bersenjata kedua negara. Jadi, kita memiliki persepsi yang sama dan dapat menyelesaikan segala persoalan dengan suasana dingin,” kata Hamidi.

Sementara itu, Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengemukakan, pemerintah serta masyarakat Indonesia dan Malaysia perlu mewaspadai kemungkinan pihak ketiga melakukan adu domba hingga hubungan kedua negara sering dihadapkan sejumlah masalah. selama ini hubungan Indonesia-Malaysia menghadapi pasang-surut akibat adanya persoalan, seperti TKI dan perbatasan wilayah. Sejak beberapa pekan lalu mencuat masalah Blok Ambalat.

Masalah perbatasan kedua negara di Ambalat sebenarnya telah muncul sejak 2006. Nurwahid mengemukakan, kedua pemerintahan dan parlemen selalu berupaya dengan berbagai upaya untuk menyelesaikan persoalan secar damai. Yang tidak kalah penting dari upaya penyelesaian atas persoalan yang muncul adalah kesadaran kedua belah pihak, termasuk elemen amsyarakat dan kalangan pers adalah kemungkinan adanya pihak di luar Indoensia dan Malaysia berusaha mengganggu hubungan kedua negara.

“Jangan-jangan kedua negara menari di atas gendang orang lain,” kata Nurwahid yang menambahkan, untuk mengantisipasi persoalan yang muncul kembali di masa mendatang dibutuhkan peningkatan ukhuwah wathaniah.. *

1 comment:

  1. Just to complete Your interesting report, I invite You to see in my site a great collection of views of borders (Perbatasan negara).
    http://www.pillandia.blogspot.com
    Helping text in Bahasa Indonesia too.
    Best wishes from Italy!

    ReplyDelete